Masih ingatkah buku-buku yang kau
baca saat kecil? Bagiku, buku lebih dari sekedar jendela dunia. Buku yang
kubaca, ternyata telah menciptakan imajinasi
yang tersimpan di memori bawah sadarku. Dari sederetan buku: Kisah 25 Nabi dan
Rasul, Kancil, Sangkuriang, Malin Kundang, Kisah Setetes Air, Tiga Tong Sampah,
dan buku-buku lainnya, terselip satu buku penuh warna yang bercerita tentang
kisah-kisah hewan yang menjadi tokoh utamanya berkeliling kota yang terkenal
dengan bus Double Decker nya. Yup, London tentunya. Di buku tersebut jelas
sekali digambarkan Tower Bridge, Big Ben, dan keindahan panorama lainnya di
sekitar River of Thames. Gambar-gambar dalam buku tersebut masih jelas dalam
ingatanku hingga sekarang.
Akhirnya, kesempatan tak terduga
tiba untukku. Mendapat kesempatan berkunjung ke tempat kelahiranku setelah 22
tahun lamanya. Rasa sedih berpisah dengan keluarga dan orang-orang tersayang
tidak singgah sedikitpun selama perjalanan lebih dari 14 jam dari tanah air.
Yang kurasakan hanyalah perasaan bersyukur, bersyukur, dan bersyukur. Entah
berapa kali kubaca “Fabi ayyii ‘alaa I
Robbi kuma tukadzzibaan”. Sungguh aku berlindung pada Allah dari segala kesombongan
dan kufur nikmat.
Hari pertamaku melihat London, tentunya
mengunjungi symbol kota ini, Tower Bridge dan ‘Big Ben’. Setelah menikmati
London Tube (metro subway) selama sekitar 50 menit dari Burnt Oak (tempat
tinggalku selama di London), aku berhenti di Tower Bridge Station. Sempat
bingung juga mencari arah, karena aku jalan-jalan sendiri dan tanpa peta di
tangan. Akhirnya menerapkan pepatah, “mengikuti kemana kaki melangkah” J
Dan akhirnya setelah berjalan
sekitar 5 menit, kulihat Tower Bridge yang begitu kokoh diatas River of Thames.
Aku berhenti sejenak untuk mengabadikan pemandangan. Dan tanpa sadar, aku
terbawa pada suasana di ruang kelas 6, SD Banjarsari 2 Bandung. Tepatnya saat
pelajaran IPS. Pak Dadang, guruku selalu memberikan pertanyaan trivia selama
pelajaran. Salah satu pertanyaannya adalah : “Apakah nama sungai terbesar di
Inggris?” Tak seorang pun teman-temanku dapat menjawab. Akhirnya kuberanikan
diri untuk mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kujawab,
“Sungai Thames”. Pak Dadang merespon, “ya, benar! Lahir di sana jadi tahu yah.”
Aku hanya tersenyum, aku tahu Sungai Thames dari buku tersebut.
Tower Bridge
Setelah puas dan sempat istirahat sejenak di sekitar River of Thames, aku melanjutkan perjalanan melintasi Tower Bridge. Jembatan tua yang dahulu dapat diungkit buka-tutup untuk lalu lintas kapal. Bagaimana aku tahu tentang hal itu? Pastinya di buku tersebut J. Karena ada satu scene dimana hewan-hewan tersebut mengendarai mobil dan terlibat saling kejar mengejar melintasi Tower Bridge. Namun, satu mobil tak terkejar karena ada kapal yang akan melintas, dan akhirnya mobil di belakangnya tak bisa mengejar lagi hehe…
Tower Bridge, tetap terlihat kokoh walau umurnya lebih dari 100 tahun.
Di sinilah tepatnya salah satu setting yang terdapat dalam buku tersebut. Hewan-hewan yang menjadi tokohnya menaiki bus Double Decker melintasi Tower Bridge. Sepanjang jalanku melintasinya, tak henti aku tersenyum dan membayangkan kisah dalam buku tersebut.
Tower of London
Tower of London
around Tower of London
London Eye sebelumnya menjadi Ferris wheel terbesar dan
tertinggi di dunia, sebelum Singapore flyer. Sebelumnya aku pernah melihat
Singapore flyer, tapi jujur London Eye lebih indah, karena letaknya di tepi
River of Thames, dan pemandangan yang disajikan juga menakjubkan.
London Eye and London
Aquarium
Di akhir perjalananku, aku
mengunjungi Parliamentary House dan ‘Big Ben’. Bangunan ini muncul di cover
buku tersebut. Sebenarnya ‘Big Ben’ adalah nama Bell pada jam besar di
Parliamentary House. Banyak orang salah mengira bahwa ‘Big Ben’ adalah nama
bangunannya. Tapi memang orang lebih banyak mengira bahwa bangunan dengan jam
besar tersebut adalah ‘Big Ben’. Setidaknya aku sempat menikmati 2 kali suara
‘Big Ben’.
Parliamentary House
and ‘Big Ben’
Karena langit semakin mendung dan
tak ingin kakiku melangkah ke arah yang semakin tak kukenal, kuputuskan untuk
menyudahi perjalananku di City of London. Selama perjalanan pulang, aku hanya
terus merenung, “Hari ini aku telah membuat nyata
semua imajinasiku yang kuciptakan
dari membaca buku tersebut”
Note: Terima kasih pada Mama dan
Bapak yang telah memberikan harta terbaik untukku yaitu BUKU J
*Now you can see the book here: Around the world
ciao ciao
-ems-
*Now you can see the book here: Around the world
ciao ciao
-ems-
untung bahasanya indonesia, jd kuti baca.. abis fotonya kebagusan jd lebih pengen liat fotonya...:P
RispondiEliminahahaha..makasih kut...
Eliminaobjek2nya emg udh bagus kut :P
anw,, udh pake avatar skrg :D