giovedì 15 marzo 2012

London - Imajinasi Nyata



Masih ingatkah buku-buku yang kau baca saat kecil? Bagiku, buku lebih dari sekedar jendela dunia. Buku yang kubaca, ternyata telah menciptakan imajinasi yang tersimpan di memori bawah sadarku. Dari sederetan buku: Kisah 25 Nabi dan Rasul, Kancil, Sangkuriang, Malin Kundang, Kisah Setetes Air, Tiga Tong Sampah, dan buku-buku lainnya, terselip satu buku penuh warna yang bercerita tentang kisah-kisah hewan yang menjadi tokoh utamanya berkeliling kota yang terkenal dengan bus Double Decker nya. Yup, London tentunya. Di buku tersebut jelas sekali digambarkan Tower Bridge, Big Ben, dan keindahan panorama lainnya di sekitar River of Thames. Gambar-gambar dalam buku tersebut masih jelas dalam ingatanku hingga sekarang.
Akhirnya, kesempatan tak terduga tiba untukku. Mendapat kesempatan berkunjung ke tempat kelahiranku setelah 22 tahun lamanya. Rasa sedih berpisah dengan keluarga dan orang-orang tersayang tidak singgah sedikitpun selama perjalanan lebih dari 14 jam dari tanah air. Yang kurasakan hanyalah perasaan bersyukur, bersyukur, dan bersyukur. Entah berapa kali kubaca “Fabi ayyii ‘alaa I Robbi kuma tukadzzibaan”. Sungguh aku berlindung pada Allah dari segala kesombongan dan kufur nikmat.
Hari pertamaku melihat London, tentunya mengunjungi symbol kota ini, Tower Bridge dan ‘Big Ben’. Setelah menikmati London Tube (metro subway) selama sekitar 50 menit dari Burnt Oak (tempat tinggalku selama di London), aku berhenti di Tower Bridge Station. Sempat bingung juga mencari arah, karena aku jalan-jalan sendiri dan tanpa peta di tangan. Akhirnya menerapkan pepatah, “mengikuti kemana kaki melangkah” J
Dan akhirnya setelah berjalan sekitar 5 menit, kulihat Tower Bridge yang begitu kokoh diatas River of Thames. Aku berhenti sejenak untuk mengabadikan pemandangan. Dan tanpa sadar, aku terbawa pada suasana di ruang kelas 6, SD Banjarsari 2 Bandung. Tepatnya saat pelajaran IPS. Pak Dadang, guruku selalu memberikan pertanyaan trivia selama pelajaran. Salah satu pertanyaannya adalah : “Apakah nama sungai terbesar di Inggris?” Tak seorang pun teman-temanku dapat menjawab. Akhirnya kuberanikan diri untuk mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kujawab, “Sungai Thames”. Pak Dadang merespon, “ya, benar! Lahir di sana jadi tahu yah.” Aku hanya tersenyum, aku tahu Sungai Thames dari buku tersebut.

 
Tower Bridge

Setelah puas dan sempat istirahat sejenak di sekitar River of Thames, aku melanjutkan perjalanan melintasi Tower Bridge. Jembatan tua yang dahulu dapat diungkit buka-tutup untuk lalu lintas kapal. Bagaimana aku tahu tentang hal itu? Pastinya di buku  tersebut J. Karena ada satu scene dimana hewan-hewan tersebut mengendarai mobil dan terlibat saling kejar mengejar melintasi Tower Bridge. Namun, satu mobil tak terkejar karena ada kapal yang akan melintas, dan akhirnya mobil di belakangnya tak bisa mengejar lagi hehe…
Tower Bridge, tetap terlihat kokoh walau umurnya lebih dari 100 tahun.





Di sinilah tepatnya salah satu setting yang terdapat dalam buku tersebut. Hewan-hewan yang menjadi tokohnya menaiki bus Double Decker melintasi Tower Bridge. Sepanjang jalanku melintasinya, tak henti aku tersenyum dan membayangkan kisah dalam buku tersebut. 


 
Tower of London 

Tower of London 

around Tower of London



London Eye sebelumnya menjadi Ferris wheel terbesar dan tertinggi di dunia, sebelum Singapore flyer. Sebelumnya aku pernah melihat Singapore flyer, tapi jujur London Eye lebih indah, karena letaknya di tepi River of Thames, dan pemandangan yang disajikan juga menakjubkan.


London Eye and London Aquarium

Di akhir perjalananku, aku mengunjungi Parliamentary House dan ‘Big Ben’. Bangunan ini muncul di cover buku tersebut. Sebenarnya ‘Big Ben’ adalah nama Bell pada jam besar di Parliamentary House. Banyak orang salah mengira bahwa ‘Big Ben’ adalah nama bangunannya. Tapi memang orang lebih banyak mengira bahwa bangunan dengan jam besar tersebut adalah ‘Big Ben’. Setidaknya aku sempat menikmati 2 kali suara ‘Big Ben’.

 
Parliamentary House and ‘Big Ben’


Karena langit semakin mendung dan tak ingin kakiku melangkah ke arah yang semakin tak kukenal, kuputuskan untuk menyudahi perjalananku di City of London. Selama perjalanan pulang, aku hanya terus merenung, “Hari ini aku telah membuat nyata semua imajinasiku yang kuciptakan dari membaca buku tersebut”

Note: Terima kasih pada Mama dan Bapak yang telah memberikan harta terbaik untukku yaitu BUKU J

*Now you can see the book here: Around the world

ciao ciao
-ems-

2 comments:

  1. untung bahasanya indonesia, jd kuti baca.. abis fotonya kebagusan jd lebih pengen liat fotonya...:P

    RispondiElimina
    Risposte
    1. hahaha..makasih kut...
      objek2nya emg udh bagus kut :P
      anw,, udh pake avatar skrg :D

      Elimina