Hidup tidak pernah habis menjadi sebuah bahan perenungan dan pembelajaran bagiku.
Mempelajari hidup tidak selalu tentang apa yang kita jalani, apa yang kita pilih, dan apa yang kita yakini. Mempelajari hidup adalah mengasah kepekaan kita terhadap alam dan kehidupan orang di sekitar. Belajar hanya sebatas pendidikan formal, sangatlah sempit artinya. Dunia dan seisinya adalah sekolah yang menyediakan kita materi pelajaran tak terhingga.
Hari ini, aku menemani calon kakak ipar dan Mama, untuk mencari cincin nikahnya. Allah memang sudah mengatur setiap pertemuan. Kami yang rencananya pergi menggunakan mobil, harus batal hingga akhirnya naik taksi. Tak disangka, supir taksi tersebut ternyata seorang Wakil Kepala Sekolah sebuah SMK Otomotif di Baleendah. Beliau saat ini sedang menempuh program Magister Pendidikan di universitas yang beliau tak mau sebut namanya. Profesinya sebagai supir taksi, beliau jalani di malam hari, setiap dua hari sekali.
Ketika mendengar kisahnya, betapa bersyukur aku menempuh S2 tanpa harus bersusah payah sepertinya. Betapa bersyukur, aku tak perlu memikirkan uang untuk membayar sekolah. Betapa bersyukur, aku tak perlu memikirkan tanggungan hidup keluarga.
Aku ingin sedikit mengaitkan pembelajaran berharga tersebut dengan sebuah wahyu pertama yang disampaikan pada Rosulullah saw.
"Iqra!" - Bacalah
Apa sesungguhnya yang ingin Allah Swt. sampaikan pada hamba-Nya, dari sebuah kata singkat "Bacalah!". Makna "baca" di sini, aku tafsirkan sebagai perintah menuntut ilmu. Kita wajib berilmu karena dengan ilmu kita mampu mempelajari Kalam Allah. Aku meyakini bahwa semua ilmu bersumber dari-Nya, dan semua ilmu akan bermuara pada-Nya. Dengan ilmu, kita menyadari betapa Maha Luas ilmu-Nya dan tak berartinya pengetahuan yang kita miliki. Di saat kita merasakannya, di saat itu pula kita menjadi orang yang bersyukur, karena merasa lebih dekat, dan menikmati sedikit ilmu-Nya. Dengan ilmu, Allah memuliakan kita dari makhluk-makhluk ciptaan lainnya.
Dan hari ini, aku belajar, tidak ada yang mampu mengukur keilmuan seseorang dengan hanya melihat profesinya. Aku pun ingin begitu, apa pun kelak pilihan profesiku, entah sebagai engineer, entah sebagai pendidik, entah sebagai ibu rumah tangga, aku ingin terus menambah dan memiliki ilmu.
Mempelajari hidup tidak selalu tentang apa yang kita jalani, apa yang kita pilih, dan apa yang kita yakini. Mempelajari hidup adalah mengasah kepekaan kita terhadap alam dan kehidupan orang di sekitar. Belajar hanya sebatas pendidikan formal, sangatlah sempit artinya. Dunia dan seisinya adalah sekolah yang menyediakan kita materi pelajaran tak terhingga.
Hari ini, aku menemani calon kakak ipar dan Mama, untuk mencari cincin nikahnya. Allah memang sudah mengatur setiap pertemuan. Kami yang rencananya pergi menggunakan mobil, harus batal hingga akhirnya naik taksi. Tak disangka, supir taksi tersebut ternyata seorang Wakil Kepala Sekolah sebuah SMK Otomotif di Baleendah. Beliau saat ini sedang menempuh program Magister Pendidikan di universitas yang beliau tak mau sebut namanya. Profesinya sebagai supir taksi, beliau jalani di malam hari, setiap dua hari sekali.
Ketika mendengar kisahnya, betapa bersyukur aku menempuh S2 tanpa harus bersusah payah sepertinya. Betapa bersyukur, aku tak perlu memikirkan uang untuk membayar sekolah. Betapa bersyukur, aku tak perlu memikirkan tanggungan hidup keluarga.
Aku ingin sedikit mengaitkan pembelajaran berharga tersebut dengan sebuah wahyu pertama yang disampaikan pada Rosulullah saw.
"Iqra!" - Bacalah
Apa sesungguhnya yang ingin Allah Swt. sampaikan pada hamba-Nya, dari sebuah kata singkat "Bacalah!". Makna "baca" di sini, aku tafsirkan sebagai perintah menuntut ilmu. Kita wajib berilmu karena dengan ilmu kita mampu mempelajari Kalam Allah. Aku meyakini bahwa semua ilmu bersumber dari-Nya, dan semua ilmu akan bermuara pada-Nya. Dengan ilmu, kita menyadari betapa Maha Luas ilmu-Nya dan tak berartinya pengetahuan yang kita miliki. Di saat kita merasakannya, di saat itu pula kita menjadi orang yang bersyukur, karena merasa lebih dekat, dan menikmati sedikit ilmu-Nya. Dengan ilmu, Allah memuliakan kita dari makhluk-makhluk ciptaan lainnya.
Dan hari ini, aku belajar, tidak ada yang mampu mengukur keilmuan seseorang dengan hanya melihat profesinya. Aku pun ingin begitu, apa pun kelak pilihan profesiku, entah sebagai engineer, entah sebagai pendidik, entah sebagai ibu rumah tangga, aku ingin terus menambah dan memiliki ilmu.
Hidup selalu indah dan penuh warna ketika kita menjadi seorang ahli syukur.
-dan aku terus belajar untuk itu-
At Graha Tirta Siliwangi, Bandung
0 comments:
Posta un commento