giovedì 18 luglio 2013

Umroh

Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Kata tersebut tidaklah akan pernah cukup atas semua kelimpahan rezeki, cinta dan kasih sayang yang Allah telah berikan. 

Aku kini paham sebuah kisah ketika seorang sahabat bertanya pada Rosulullah saw, "Ya Rosul, Engkau adalah seorang kekasih Allah swt. dan Engkau telah dijamin masuk surga. Lantas mengapa Engkau masih terus sholat". Kemudian Rosul menjawab, "tidak bolehkah aku sholat untuk bersyukur".

Aku paham hakikat sholat. Bukanlah untuk menyembah-Nya, melainkan upaya seorang hamba untuk menyampaikan rasa terima kasih. Aku merasakan bahwa, bahkan sholat pun tidak cukup untuk berterima kasih pada-Nya.

Ada saat ketika melakukan thawaf, aku merasa bingung untuk berdoa atas urusan duniaku. Di saat itu, aku hanya berdoa untuk pengampunan dosa, untuk orang tua, serta kebaikan dunia dan akhirat. Dan aku mohon untuk diwafatkan dalam keadaan baik. Di saat itu, aku merasa yakin, bahwa tujuan akhiratku, akan membimbing semua duniaku menjadi ladang amal dan ibadah. Betapa nikmat tak terkira ketentraman batin yang kurasakan.

Aku bersyukur bahwa Allah telah menciptakanku di dalam sebuah keluarga yang indah. Tidak sempurna, tapi penuh cinta. Kami belajar bersama untuk meraih ridho Illahi. Waktu tahunan hingga kami tiba di titik ini. Dimana kami menjadikan Islam sebagai landasan hidup kami. Sebelumnya, kami hanya menjalankan, tanpa mendalami makna Islam dalam kehidupan.

Aku ingat, menangis bercucuran air mata ketika bertemu Rosulullah saw. Merasa hina dina. Siapalah aku hingga mendapat kesempatan untuk bertemu dengannya. Siapalah aku hingga menjadi tamu di rumah Allah. Di Raudhah, di depan makam beliau, aku merenungkan penciptaan diriku. Betapa penuh perhitungan Allah menciptakanku setelah datangnya seorang Muhammad. Betapa Allah telah meningkatkan derajat muslim. Kita diberikan aturan yang tujuannya hanya untuk memuliakan diri kita sebagai manusia. Tangisanku adalah tangis haru, karena aku berterima kasih Allah menciptakan seorang Muhammad. 

Kini aku melihat dunia dalam sudut pandang yang berbeda lagi. Semua hidupku kini adalah tempatku memuliakan diriku untuk bisa kembali pada-Nya dengan keadaan yang baik. Tubuh ini titipan-Nya. Kita telah berjanji di dalam rahim bahwa Allah adalah Tuhan kita, Muhammad adalah Rosul kita. Maka kembalilah kita dengan hembusan nafas terakhir tetap memegang janji tersebut.







"Ada dua macam cara kita berpulang kembali pada-Nya. Pertama, dengan sukarela (yaitu berhaji atau berumroh). Kedua, dengan terpaksa (yaitu meninggal dunia)"  - Ust. H. Adam Anhari

2 comments:

  1. alhamdulillah. sesuatu banget. banyak yg gak berkesempatan untuk berumroh, sekedar berhaji sj udah sukur banget rasanya, bgai yg melaksanakannya. karena umroh adalah sunnah. semoga ibadahnya berkah dan menjadi rahmah

    RispondiElimina
  2. terima kasih atas kunjungannya ke blog ini.
    umroh adalah haji kecil, jadi harus ttp dimaknai selayaknya berhaji. Justru di kesempatan umroh, kt bisa melaksanakan amalan2 sunah (shalat di Raudhah, di maqam Ibrahim, di Hijr Ismail, mencium Hajar aswad, berdoa di multazam, menyentuh rukun Yamani),yg mungkin pd saat pelaksanaan ibadah haji,, sulit utk melaksanakannya.
    aamiin, terima kasih doanya. Semoga Allah senantiasa memberkahi kita semua.

    RispondiElimina